Malam itu Iofi baru saja selesai menyelesaikan tugasnya sebagai streamer, ia merayakan pencapaiannya. Saat itu ia berhasil menambah korban brainwash-nya sebanyak 145 orang yang kini menjadi 46.000 jiwa. Karena terlalu lelah, Iofi pergi ke dapur untuk mengambil cemilan dan minuman untuk dibawa ke ruang tv. Rupanya di ruangan tv itu ada Moona yang sedang asik main GTA V.
"Waaa!" Iofi menepuk pundak Moona dengan cepat.
"Fork! Iofi ngagetin aja ih!" Moona kesal Karena hampir melempar kontroler X box-nya.
"Hahaha, lagi seru banget keliatanannya?"
"Iya dong. Moona lagi mabar online."
"Oooh. Kok ga ngajak-ngajak Iofi?"
"Kan Iofi lagi sibuk streaming."
Iofi merebahkan tubuhnya di atas sofa panjang di dekat Moona. "Aduh, capek banget hihi." Iofi terus berguling-guling bahagia memikirkan momen-momen streamingnya tadi.
"Gimana streamingnya?" Tanya Moona.
"SUKSEEEESSSS!!"
"Berapa banyak korban yang kamu brainwash?"
"Banyak! Ga keitung hihihi."
Iofi memerhatikan Moona. "Moona emang belum ngantuk?" Tanya Iofi.
"Belum dong. Emangnya kenapa?"
"Ng-nggapapa. Badan Iofi pegel-pegel nih. Abis ini pijitin Iofi ya Moon?"
"Siap bos!"
Setelah sepuluh menit, karena merasa kasihan melihat Iofi yang terbaring dan hanya menontonnya bermain, Moona mengakhiri permainannya dan kemudian duduk di sofa Iofi berbaring.
"Udah siap?" Tanya Moona yang sudah memegang punggung Iofi.
"I-iya."
Setelah beberapa menit Moona memijit-mijit punggung Iofi, Moona bertanya "Iofi mau yang le-bih a-nget?"
"M-maksudnya apa Moon?"
"Rileks aja, Moona akan kasih kehangatan yang bakal bikin Iofi ber-se-ma-ngat." Moona berbisik di telinga Iofi.
Moona perlahan menaikkan baju Iofi sampai batas dada. "Tu-tunggu Moon!" Cegat Iofi sambil menutup punggungnya dengan tangan.
"Kenapa?"
"Ka-kalo Risu ngeliat gimana?"
"Tenang aja, Risu udah tidur tadi dia bilang ngantuk berat dan langsung pergi ke kamarnya."
Moona pun melanjutkan aksinya dan mulai mengusap-usap punggung Iofi. "Punggung Iofi mulus ya." Ucap Moona dengan nafas yang tersengal-sengal.
"Moon? Ka-katanya mau bikin anget Iofi?"
"Oh, iya sebentar ya. Tapi Iofi harus tutup mata dan ngga boleh nengok ke belakang."
"O-Oke." Iofi hanya menurut.
"Iofi mau yang anget biasa atau anget banget?" Tanya Moona sambil merekatkan tubuhnya di punggung Iofi.
"Hmmm, anget banget deh."
"Oke, kalo gitu Moona buka dulu ya."
"O-oke."
"Udah berasa belum?"
"Ngga berasa apa-apa Moon." Iofi heran.
"Hehehe, Moona kan belum nempelin. Mau ditempel pelan-pelan atau cepet?"
"Yang mana aja deh, cepet Moon."
"Siap ya!!"
"Iya."
"Satu...dua...ti...."
PLAK!!!
"ADUUUUUH, MOON SAKIIT TAU!!!"
"Hihihi, katanya mau yang anget banget dan cepet. Itu udah Moona tempelin salonpas yang cepet biar nambah angetnya."
"Ini namanya bukan anget, tapi perih Moona!"
Moona pun meminta maaf kepada Iofi. Beberapa detik kemudian terdengar suara pintu terbuka. Moona dan Iofi kaget dan langsung melihat ke arah suara pintu itu.
"Ada apa sih berisik banget?" Tanya Risu yang masih berdiri memegang bantal guling dan mengucek-ngucek matanya.
"E-eh, ng-ngga ada apa apa kok Risu!" Jawab Iofi panik dan membetulkan bajunya.
"Oh, yaudah deh Risu tidur lagi."
~FIN~
Comments
Post a Comment