Skip to main content

Kenapa Lucid Dream "BERBAHAYA"?

Hololive Fanfic | Legenda Kesatria Merak: Pertempuran Terakhir

Pada tahun 1XXX di dunia bernama Holworld yang dibagi menjadi dua bangsa, yaitu bangsa iblis dan bangsa manusia, akan mengakhiri pertempuran abadi mereka setelah berabad-abad lamanya. Saat ini Raja iblis dipimpin oleh Choco, yang telah hidup selama hampir 609 tahun. Choco menjadi raja iblis setelah dua raja sebelumnya mati dalam pertempuran. Sementara itu, bangsa manusia saat ini dipimpin oleh seorang raja bernama Miko. Miko memimpin setelah raja sebelumnya mati karena kanker. Miko ditunjuk sebagai raja karena dia adalah orang yang paling dekat dengan raja sebelumnya dan kemampuannya melebihi manusia lainnya.

Sebelum pertempuran, pada malam hari seorang prajurit kerajaan iblis melaporkan bahwa bangsa manusia sudah mendekati kerajaan iblis.

"Yang mulia, sepertinya bangsa manusia sudah mulai bergerak. Mereka terlihat di dekat hutan Hologgdrasil," ucap prajurit itu sambil membungkuk.

"Terima kasih atas laporanmu. Sekarang, kau boleh pergi." Prajurit itu langsung pergi dari ruang tahta kerajaan. "Ha ha ha, akhirnya, mereka bergerak. Ini akan menjadi pertempuran terakhir kita, Rushia."

Rushia adalah salah satu penasihat kerajaan iblis, sekaligus menjadi salah satu jendral terkuat. "Yang mulia, apa kita akan memenangkan pertempuran ini?"

"Tentu. Kau persiapkan pasukanmu tapi setelah kau melakukan itu."

"Itu!? T-tapi yang mulia..."

"Apa kau mau kita kalah? "Itu" adalah kunci kemenangan kita, aku yakin itu. Sekarang lakukan atau..."

"B-baik yang mulia!" Rushia bergegas menuju ruang tersembunyi di dalam istana.

-

Sementara itu di dalam hutan Hologgdrasil, bangsa manusia sedang mempersiapkan alat-alat pertempuran mereka. Pasukan ini dipimpin langsung oleh sang raja.

"Jendral Noel, bagaimana persiapan kita?" Tanya sang raja kepada Noel, salah satu jendral terkuat bangsa manusia.

"Yang mulia, persiapan kita sudah melebihi kekuatan bangsa iblis, aku yakin itu. Dan juga ditambah dengan strategi dari Watson yang brilian kita tak akan terkalahkan."

"Baiklah. Aku sangat bergantung kepadamu." Noel membungkuk dan Miko pergi begitu saja.

"Ada apa Noel?" Tanya seorang ahli sihir yang bernama Flare.

"Flare!! Aku takut!!" Noel langsung memeluk Flare.

"Ah... Ha ha sudah sudah, kau itu salah satu yang terkuat, tapi tetap saja kalau ada aku, kau seperti bayi." Flare mengelus-elus kepala Noel. "Oh, aku hampir lupa, Shion bilang kalau sepertinya musuh sudah mengetahui keberadaan kita."

"Eh!? Kalau begitu aku akan mempersiapkan pasukanku. Flare! Kau dan Shion kumpulkan para penyihir." Noel berlari meninggalkan Flare

"S-sikapnya cepat sekali berubah kalau mengenai pertempuran..."

-

Di kerajaan iblis, Rushia masih ragu dan kebingungan atas perintah Choco. "Rushia, ada apa? Kau tak sanggup?"

"Bu-bukan begitu yang mulia, hanya saja..."

"Sepertinya kau sudah tau ya? Apa membangkitkan satu orang ini sangat sulit? Bukankah kau sudah melakukan ini jutaan kali?"

"T-tapi, orang ini berbeda. Jutaan orang itu tak berarti apa-apa dibanding satu orang ini. Aku bahkan masih bisa merasakan kekuatannya yang luar biasa..."

"Sang kesatria merak, mereka menyebutnya. seorang yang sangat ahli dalam berperang dan belum terkalahkan. Hanya saja, dia mati dengan cara yang konyol."

"Benar-benar ironis..."

"Sudah cepat lakukan. Aku sudah repot-repot membawanya dan memperbaikinya."

"B-baik yang mulia!" Rushia memulai ritual pembangkitan. Karena kekuatan yang sangat besar, Rushia agak kesulitan membangkitkannya kembali. Choco pun membantunya dengan memberikan sedikit energi sihir kepada Rushia. "S-sebentar l-lagi." Rushia hampir kehilangan seluruh tenaganya, proses pembangkitan pun selesai.

"Kerja bagus Rushia," ucap Choco ke Rushia yang tergeletak dengan nafasnya yang memburu.

Sang kesatria merak berdiri dihadapan mereka. "I-ini di mana!?" Dia melihat-lihat ke sekitarnya menggerakan kepalanya dengan cepat dan..."kepalaku! Putus! Tolong!"

Choco menghampirinya dan mengambil kepalanya. "Kumohon, jangan terlalu banyak bergerak. Ini." Choco menaruh kembali kepalanya.

"T-terima kasih, kau siapa? Dan itu?" Sang kesatria merak menunjuk ke arah Rushia.

"Perkenalkan, aku adalah Choco, aku adalah raja iblis saat ini. Dan itu adalah Rushia, pengawalku."

"R r r r r raja iblis!?"

"Benar, kau Ollie, sang kesatria merak bukan?"

"Itu benar aku adalah Ollie, Kesatria merak yang paling hebat di dunia ini! Ha ha ha ha!" Ollie tertawa dan seketika berhenti, "tunggu, seharusnya aku sudah mati..." Ollie melihat-lihat tangannya dan juga memeriksa tubuhnya. "Tubuhku, kenapa penuh dengan jahitan?"

"Aku yang sudah memperbaiki tubuhmu. Dengan sihirku, aku membuat ulang tubuhmu yang sudah terpisah-pisah dan menyatukannya kembali. Tetapi, karena terburu-buru, aku belum menyempurnakan jahitannya, jadi itu agak kendor."

Ollie hanya bisa diam tak percaya dan membuka mulutnya.

"Rushia, dia yang sudah membangkitkanmu. Dan sekarang dia kelelahan."

"Untuk apa kalian membangkitkan ku?"

Choco pun menjelaskan alasan dia membangkitkan Ollie. Untuk memenangkan pertempuran ini Choco ingin meminjam kekuatan Ollie. Karena Ollie yang berasal dari bangsa manusia, ia menolak. Tetapi, Choco meyakinkannya kalau dia bukan manusia lagi dan sudah menjadi monster berupa zombie. Tubuh Ollie kini juga sudah terikat dengan sihir dari Rushia dan juga Choco, dan tidak bisa melakukan sesuatu secara bebas.

"Baiklah, sekarang semuanya sudah berkumpul. Aku ingin mendengar persiapan kalian. Tapi sebelum itu aku ingin memperkenalkan kalian kepada Ollie." Choco memberikan jalan kepada Ollie yang berada di belakangnya.

"A-aku Ollie! Senang bertemu dengan kalian!"

"Yang mulia! Dia yang sudah membunuh raja iblis pertama bukan!?" Tanya salah satu jendral.

"Benar, Ayame. Dialah yang sudah membunuh raja iblis pertama. Tetapi, kita harus mengesampingkan hal itu."

"Apa dia tidak akan berkhianat?" Tanya jendral yang lainnya.

"A-aku Ollie adalah kesatria yang setia, aku tidak akan berkhianat."

"Baiklah-baiklah, sudah cukup. Sekarang berikan laporan kalian."

Jendral-jendral iblis yang terdiri dari 4 jendral yaitu Ayame, Mel, Towa, dan Rushia atau biasa disebut sebagai anggota HoloRIP. Mereka pun secara bergantian memberikan laporan. Ayame, memiliki pasukan berupa Vampir, Mumi, dan sejumlah Wyvern semuanya berjumlah 690 ribu pasukan. Mel, memimpin pasukan udara berupa Gargoyle, Imp, dan juga Tengu semuanya berjumlah 420 ribu pasukan. Towa memiliki pasukan berupa Troll, Ogre, Manticore, Fenrir, dan aneka Goblin semuanya berjumlah 560 ribu pasukan. Rushia sudah memiliki pasukan berupa zombie dan berbagai macam mayat hidup semuanya berjumlah sekitar 3,5 juta pasukan yang sudah tersebar di seluruh wilayah kerajaan. Semua pasukan sudah diberikan peralatan lengkap untuk berperang.

"Baguslah, sepertinya kalian semua sudah siap. Ollie, setelah ini ikutlah denganku." Ollie hanya membalas Choco dengan anggukan. "Semuanya persiapkan diri kalian."

"Bukankah dengan pasukan sebanyak ini kita sudah pasti akan menang yang mulia? Untuk apa kita membutuhkan bantuannya?" Tanya Towa, semuanya melihat ke arah Towa.

Choco perlahan menghampiri Towa. "Aku tahu kau itu kuat, Towa sang penguasa dunia bawah. Apa kau keberatan dengan keputusanku untuk meminta bantuannya? Hmm?" Choco mendekatkan wajahnya ke wajah Towa.

"T-tidak yang mulia, m-maaf." Towa membuang wajahnya dan sedikit mengucurkan keringat.

"Baiklah! Masih ada satu orang lagi yang akan bergabung dengan kita. Sekarang, silakan bubar."

"Baik yang mulia!" Semuanya langsung pergi menggunakan sihir teleportasi.

Choco membawa Ollie ke tempat tersembunyi di dalam istana kerajaan. Hanya para raja yang dapat membuka pintu tempat itu. "Di sini ada benda yang kau cari-cari sewaktu hidupmu."

"Apa itu?" Ollie sedikit kebingungan.

"Kau mungkin akan menyadarinya setelah melihat sendiri." Choco pun membuka pintunya.

Tepat dihadapan mereka ada sebuah pustek yang di atasnya terdapat sebuah sarung pedang yang berwarna emas dan terlihat sangat elegan. Ollie menghampiri pedang itu dan memperhatikannya dengan serius. "Ini...ini tidak mungkin, apa ini benar-benar asli?" Tanya Ollie yang sudah menggenggam pedang itu di tangannya.

"Tentu, aku menemukannya di dasar laut, setelah aku memperbaiki tubuhmu."

"Tidak mungkin...Aku bisa bertemu denganmu lagi ha ha ha ha ha ha." Ollie melompat-lompat dan menari-nari memegang pedang itu, dan seketika pedang itu bersinar dengan sangat terang. Ollie menaruhnya di lantai. Cahaya itu membentuk sesosok tubuh manusia.

"Uh...siapa yang mengganggu tidurku?" Ucap sosok itu.

"ANYA!!" Ollie memeluk sosok itu yang tubuhnya lebih kecil darinya. "Akhirnya aku bisa melihatmu lagi. Sudah lama sekali bukan!?"

"O-Ollie!! Bukannya kamu sudah..."

"Waaah aku merindukan rambutmu yang sangat lembut ini." Ollie membenamkan wajahnya ke dalam rambut Anya yang sangat tebal dan menjuntai.

"Sudah kuduga kau hanya ingin mengelus-elus rambutku."

"Ehem, maaf mengganggu tetapi aku harus mengurus hal lain. Kalian berdua ikut aku." Choco membawa Ollie dan Anya ke tempat mereka akan beristirahat.

Ollie dan Anya diberikan kamar yang cukup megah dan luas. Di dalamnya hanya ada satu tempat tidur yang sangat besar, yang mungkin dapat menampung sebanyak empat orang.

"Kamar ini luas sekali..." ucap Anya sambil melihat ke sekelilingnya, sedangkan Ollie sudah melompat ke atas kasur.

"Wuhu! Yippee! kasur ini empuk sekali, sudah lama aku tidak merasakannya."

"Ollie, apa kau tidak melupakan sesuatu?"

"Hah?" Ollie berpikir sejenak, "OH! Kau benar Anya!" Ollie melompat dari kasurnya dan merapalkan sebuah sihir, terbentuk lingkaran sihir berwarna emas dan hijau yang cukup lebar. Dari lingkaran sihir itu muncul sesosok makhluk berupa burung merak yang lebih besar dibanding burung merak lainnya.

"REINE!!" Ollie langsung memeluk burung merak itu dan seketika berubah wujud menjadi seorang wanita, kepala Ollie kini berada di dadanya. "S-SESAK!"

"Ollie...sudah lama sekali. Bagaimana kau bisa kembali?" Reine pun semakin mendekap Ollie.

"Re-reine, kurasa kau akan membunuhnya lagi..." Ucap Anya.

"A! Apa itu kau?" Reine perlahan melepas Ollie dari dekapannya, Ollie terkulai lemas. "ANYA!!!" Reine langsung memeluk tubuh kecil Anya.

Anya juga membalas pelukannya.

"Aku merindukan rambutmu yang sangat halus ini!" Reine pun membenamkan wajahnya ke dalam rambut Anya.

"Kenapa semua orang hanya merindukan rambutku..." Ucap Anya berbisik.

Ollie bangkit dan memceritakan semuanya, dari mulai sebelum dia menghilang sampai dibangkitkan lagi di hari itu. Mereka pun bercerita sampai pagi seperti tak ada kata lelah. Di tengah cerita, Choco memasuki ruangan mereka.

"Bukankah kemarin hanya ada kalian berdua? Siapa dia?" Choco kebingungan dan memasang kuda-kuda untuk menyerang.

"Tunggu tunggu tunggu, dia adalah Reine, merak yang paling anggun dan elegan. Dia adalah makhluk panggilan yang hanya aku saja yang bisa memanggilnya." Jelas Ollie.

"Begitu. Jadi dia adalah merak yang biasa kau tunggangi?"

"Y-ya..."

"Baiklah, kalian segera ikut aku."

-

Sementara di dalam hutan Hologgdrasil, pasukan manusia mulai bergerak. Sang raja mengumpulkan semua jendral. Jendral ini terdiri dari Noel, yang memipin pasukan berkuda dan kesatria pedang lainnya. Flare dan Shion yang memimpin pasukan penyihir dan juga pemanah. Marine serang jendral yang memimpin pasukan berupa bajak laut, ia direkrut langsung oleh sang raja. Dan Watson, seorang jendral yang sangat ahli dalam menyusun strategi.

Di dalam hutan itu mereka dihadang oleh pasukan dari Rushia. Pasukan Rushia ini sudah berada di dalam hutan dekat dengan wilayah istana kerajaan iblis sejak ratusan tahun. Ini mengulur waktu pasukan manusia untuk mendekati kerajaan.

Sementara itu di dalam ruang tahta raja iblis para jendral sudah berbaris dihadapan sang raja. Mereka merencanakan strategi dan juga melaporkan persiapan mereka. Ollie, Anya dan Reine juga ada di sana. Ollie yang tidak memiliki pasukan meminta untuk bergerak sendiri bersama Anya dan Reine. Choco menyetujui hal itu. Di tengah perbincangan mereka, seseorang masuk ke dalam ruang tahta.

"Aku datang yang mulia," ucap seorang wanita yang tinggi berpakaian hitam serta kerudung transparan berwarna putih dengan sabit besar yang berada di belakangnya. 

"Akhirnya kau datang juga, sang kematian, Mori Calliope." Sambut Choco.

"Panggil aku Calli saja yang mulia."

"Hei! Jaga bicaramu!" Bentak Ayame.

"Eh....? Kau ingin mati?" Tantang Calli dengan tatapan sinis.

"Ja-jangan bertengkar.." Mel berusaha melerai.

"Yang mulia berhak memanggilmu apa saja." Tambah Towa.

"Sudah, kalau kalian ingin bertengkar kalian harus melawanku dulu," ucap Choco, semuanya langsung terdiam dan menunduk.

"Maafkan kami yang mulia!" Semuanya serentak, kecuali Ollie, Anya, dan Reine yang hanya menyimak saja.

Choco memberikan sebuah pedang dengan bilah berwarna hitam pekat kepada Ollie. Pedang itu merupakan pedang yang digunakan Ollie selama berperang. Ollie mati karena terpeleset ke dalam sebuah jurang saat ia berlatih dan kepalanya tertusuk oleh pedangnya sendiri. Karena tidak ada yang bisa mencabutnya dari kepala Ollie, pedang itu ikut dikubur bersamanya.

Setelah memberikan strategi bertahan dan penyerangan, Ollie, Anya, dan Reine pergi ke suatu tempat di kota kerajaan.

"Sepi sekali ya?" Tanya Ollie.

"Mungkin orang-orang sudah dievakuasi," ucap Anya.

"Aku bisa berlarian dengan bebas di tempat ini," ucap Reine.

"Sudah lama sekali kita tidak bertiga seperti ini," ucap Anya.

"Apa kalian kesepian tanpaku?" Tanya Ollie.

"Tentu saja tidak." Anya dan Reine serentak. "Hahahaha."

"Be-begitu ya?" Ollie memasang raut wajah sedih.

"Yah, memang terasa sepi tanpamu," ucap Reine. Ollie langsung tersipu

"Reine, apa yang kau lakukan di duniamu selama aku pergi?" Tanya Ollie.

"A-aku tak mau membahas itu..."

Mereka pun sampai di depan sebuah pintu gerbang yang menuju keluar kota. Ollie penasaran karena tidak ada penjaga di luar gerbang dan membukanya sedikit.

"A-" Ollie terperangah melihat apa yang ada dibalik gerbang itu, Anya dan Reine ikut mengintip. Di sana ada Towa yang sedang menyambuk dan meracau kepada seorang Ogre yang tingginya hampir menyentuh langit-langit pintu gerbang. Sedangkan tubuh Towa hanya setinggi tumit kaki Ogre itu. Dibelakangnya pun banyak Ogre yang sedang berbaris.

"O-Ollie sepertinya kita harus pergi," ucap Anya. 

"M-maaf mengganggu..." ucap Ollie dengan nada yang sangat pelan, Ollie pun menutup kembali pintu gerbang itu. Mereka bertiga langsung kembali ke kamar mereka.

-

Malam hari pun tiba, dan terdengar suara dentuman yang terdengar sampai ke arah kamar Ollie. Tak lama seorang prajurit kerajaan iblis memberitahu mereka kalau para manusia sudah mulai bergerak.

"Hey, bukankan ini lebih cepat dari perkiraan kita?" Tanya Ollie.

"Tak perlu memikirkan itu. Ayo kita bantu mereka. Ollie, mari kita lakukan itu lagi," ucap Reine.

Ollie menatap ke arah Anya dan Reine. "Maksudmu menunggangimu?"

"Bodoh! Kau tak perlu mengucapkannya! Dan bukan itu yang kumaksud!" Reine menutup wajahnya.

Mereka bertiga langsung bergerak keluar tetapi di tengah lorong mereka bertemu dengan Choco.

"Ah! Yang mulia! Kenapa anda masih di sini?" Tanya Ollie.

"Kenapa? Ha ha ha. Aku sudah menduga hal ini, dan aku harus mempersiapkan sesuatu. Para jendral sudah bergerak dan bersiap di masing-masing pintu gerbang."

"Baiklah, kalau begitu kita juga akan membantu," ucap Ollie.

Choco pergi dengan santainya.

"Dia tidak terlihat panik sama sekali," ucap Anya.

"Sudahlah, ayo kita keluar." Lanjut Reine.

Mereka bertiga langsung menuju ke atap istana. Di sana mereka melihat pemandangan yang sangat mengerikan. Banyak asap dimana-mana dan bisa terlihat pasukan iblis yang besar tersebar di seluruh wilayah kerajaan.

"Hahahahaha! Sudah lama aku tidak melihat pemandangan seperti ini! Sungguh luar biasa!" Ollie sungguh bersemangat, "tapi kali ini kita berada di pihak lawan, jadi ini akan terasa sedikit berbeda. Lagipula sebenarnya dulu aku sangat ingin menjadi iblis karena mereka terlihat keren, hahahaha!" Anya dan Reine hanya menatap Ollie dengan pandangan aneh. "Ayo kita lakukan! Reine! Anya!" Ollie mengeluarkan pedang hitamnya.

-

"Kapten Noel! Sepertinya musuh memiliki pasukan yang cukup banyak," ucap salah satu pasukan Noel yang sedang bertarung melawan zombie berzirah.

"HA!" Noel menebas zombie berzirah itu, "jangan takut! Terus maju! Yang lainnya sudah berpencar ke segala wilayah hutan ini untuk mengepung mereka."

Di tempat lain di depan gerbang ibukota kerajaan iblis bagian timur, Flare dan Shion bersama beberapa pasukan penyihir dan prajurit dari Noel berhadapan dengan Towa.

"Oi! Aku tak akan menyisakan satu pun dari kalian! Majulah!" Tantang Towa.

"Hah! Jadi kau hanya sendiri ya? Ini akan mudah!" Ucap Shion.

"SERAAAANG!" Towa menunjuk ke arah Flare dan Shion, pasukannya langsung berlari ke arah mereka.

Di pintu gerbang arah barat, Marine bertemu dengan Mel.

"Ahoy! Pasukan! Kita habisi mereka!" Ucap Marine sambil mengangkat pedangnya diikuti dengan sorakan para bajak laut yang dipimpinnya.

"Pasukan! Serang mereka!" Mel langsung diangkat oleh salah satu pasukannya yaitu Tengu ke udara.

Pasukan Marine pun berlari ke arah ibukota iblis, dan pasukan Mel terbang ke arah mereka.

Di wilayah selatan, di sana ada Ayame yang bertemu dengan Noel.

"Wah, wah lama tidak bertemu, Kapten Noel," sambut Ayame.

"Kau lagi!? Aku akan mengalahkanmu lagi!" Noel menunjukkan ekspresi yang sangat marah. "Aku tidak akan membiarkanmu lari kali ini!"

"Ha ha ha! Kali ini aku yang akan menang!" Ayame juga mengeluarkan aura kegelapan yang menyelimutinya.

"Semuanya! Bersatu!" Noel berlari ke arah Ayame diikuti oleh pasukannya.

Ayame mengeluarkan katana-nya. "Ini akan menjadi sebuah legenda!" Ayame dan pasukannya berlari ke arah Noel.

Sementara itu di gerbang utara, Rushia dan Calli bertemu dengan Watson.

"Oh? Ada seseorang yang tak berzirah," ucap Rushia.

"Tetap waspada, aku merasakan sesuatu yang luar biasa dari dirinya," ucap Calli bersiap mengambil sabit besarnya.

"OY! Iblis rendahan! Menyerahlah! Sebelum aku menghabisi kalian!" Watson berteriak sambil berjalan melawan pasukan dari Rushia.

"Pa-pasukanku!" Tubuh Rushia bergetar, warna rambutnya yang biru mulai memanjang dan berubah warna menjadi merah muda, warna matanya pun menjadi merah menyala. "Kurang ajar! Aku akan membalasmu!" Rushia mengeluarkan aura kemerahan yang sangat dahsyat, area disekitarnya bergetar dan batu-batuan di tanah seketika terangkat.

"Oi oi yang benar saja, aku tidak menyangka kau bisa melakukan itu. Pantas saja kau menjadi seorang jendral." Calli berusaha menahan dirinya agar tidak terpental karena aura dari Rushia dengan sabit besarnya yang ia tancapkan ke tanah.

-

"Ollie, sepertinya situasi di setiap sisi sudah ditangani," ucap Anya.

"Benar. Ini saatnya kita bergerak." Ollie dan yang lainnya pun turun dari atap istana. Tetapi, mereka bertemu dengan sang raja dari bangsa manusia, Miko di sebuah lorong yang sangat panjang, yang merupakan lorong penghubung antar menara kerajaan.

"Menyingkir dari jalanku!" Miko mengeluarkan pedangnya dan mengayunkannya dengan cepat sampai menimbulkan sebuah gelombang angin yang tajam dan menggores lantai sampai hancur.

"Air cutter!? Tunggu, siapa kau?" Tanya Ollie.

"Aku adalah Miko. Raja dari bangsa manusia." Miko melihat-lihat wajah Ollie dengan seksama. "T-tunggu! Kau kan kesatria merak itu!?"

"Benar, aku adalah Ollie, dan sekarang aku sudah bersekutu dengan para iblis. Jadi, kalau kau ingin bertemu dengan raja, kau harus melewatiku." Tantang Ollie sambil mengeluarkan pedangnya yang berwarna hitam.

"Kalau begi-" Tiba-tiba tanah istana bergetar.

"A-apa yang terjadi?" Tanya Reine.

"Entahlah," jawab Anya. "Lihat!" Anya menunjuk ke luar jendela, "langitnya sangat gelap."

"Oh tidak, apa aku sudah terlambat?" Miko berlari ke arah Ollie, dan berusaha menyerangnya, tetapi karena tanah yang tidak stabil, serangannya menjadi agak meleset dan ia terjatuh.

"Tadi itu bahaya sekali," ucap Ollie. Tanahnya sudah tidak berguncang lagi, melihat kesempatan ini, Ollie berusaha menyerang Miko. "Rasakan ini! Hyaaaa!" Saat Ollie akan membalas serangan Miko, Ollie diserang dari belakang, dengan sihir api.

"Ollie!" Teriak Anya ke Ollie yang sudah terjatuh.

"Siapa kau!?" Tanya Reine ke sosok yang menyerang Ollie.

"Aku adalah lawan kalian. Yang mulia Miko, serahkan yang di sini kepadaku." 

Miko berdiri dan menghadap ke sosok itu. "Terima kasih, aku akan menuju ke tempat raja iblis." Miko berlari meninggalkan tempat itu.

"Adu-du-duh," Ollie berusaha bangkit. "Seranganmu itu boleh juga." Ollie menghadap ke arahnya. "Siapa kau?"

"Aku adalah seorang kesatria yang diberkian berkah oleh dewa langit. Aku adalah Sora."

"Sora ya? Aku bisa merasakan kekuatanmu, sungguh luar biasa, ini bahkan melebihi raja iblis pertama."

"Sudah cukup, aku akan menghabisimu." Sora berlari ke arah Ollie.

"Tidak semudah itu!" Reine menghadang laju Sora dengan sihirnya. Sora terpental beberapa senti.

"Barrier? Ta-tapi bagaimana bisa? Barrier itu lebih kuat dari biasanya."

"Ini adalah barrier dari dunia lain, dunia yang tidak bisa didatangi oleh para manusia maupun iblis," ucap Reine yang masih mempertahankan sihirnya.

"Kalau begitu, aku bisa mencoba ini!" Sora mengarahkan pedangnya ke depan, dan menariknya ke samping pinggangnya, pedang Sora mulai bercahaya, semakin lama semakin terang. "Sora original: Sword Style, Sky Thrust!" Sora menusukkan pedangnya ke udara, sebuah cahaya melesat ke arah Reine.

"Ba-barrierku!? Tidak mungkin." Reine terkejut melihat barrier yang selama ini tidak pernah bisa hancur itu, kini terlihat retak dan semakin lama semakin menyebar. "K-kalau begini..." Barrier Reine pun pecah dan "AAAAAHHH!" Reine terpental cukup jauh.

"Reine!" Ollie terlihat sangat geram. "Oke, sudah cukup!" Ollie menggenggam pedangnya dengan sangat erat. "Anya, pinjamkan kekuatanmu." Tubuh Anya diselimuti cahaya emas, dan menyusut menjadi sebuah belati yang sangat elegan diselimuti warna keemasan. "Reine!" Tubuh Reine diselimuti cahaya berwarna hijau keemasan dan tubuhnya menjadi sebuah bulu khas burung merak yang cukup besar, bulu itu langsung menancap ke rambut Ollie, "bersiaplah, ini akan berakhir dengan cepat," Ollie menyeringai.

Semantara itu di luar istana, para jendral mulai bertarung di dalam kota. Mereka bertarung habis-habisan di dalam kota, sedangkan para pasukan mereka masih bertarung di luar kota.

"Jadi, cuma itu kemampuanmu?" Ucap Ayame yang terengah-engah dan meludahkan darah dari dalam mulutnya. "Tidak begitu buruk dibanding beberapa tahun lalu."

"Hh...hh...aku belum bertarung dengan serius," ucap Noel yang juga terengah-engah.

Boom!!! Terdengar ledakan dari sisi lain. Shion dan Flare terus menggunakan sihir mereka melawan Towa.

"Kalian tidak akan bisa melukaiku, haha!" Towa terus mengindari serangan dari keduanya.

"Dasar pengecut! Kau sendiri hanya bisa lari!" Shion mulai merasa kesal sihirnya tidak mengenai Towa.

"Shion, kalau begini terus kita akan kehabisan energi sihir sebelum waktunya." Flare mulai meregangkan serangannya.

"Tidak akan kumaafkan dia!" Shion merapalkan sihir yang cukup panjang dengan cepat, "Banishing ray, exclusive art Shion style!" Cahaya berpencar dari lingkaran sihir besar Shion, cahaya itu melesat ke arah Towa. Towa kali ini tidak bisa mengelak, ia berusaha menahannya tetapi tubuhnya terdorong cukup jauh.

"F..Flare....aku akan beristirahat sebentar...hhh." Shion jatuh terduduk. Flare membalasnya dengan anggukan dan langsung mengejar Towa yang terlempar.

-

Watson yang melawan Rushia dan Calli menggunakan sihir yang sangat kuat sampai memukul mundur mereka berdua.

"Kurang ajar! Bagaimana bisa manusia menggunakan sihir seperti ini!?" Rushia terus berusaha menghindar dari serangan Watson.

"Tidak hanya kuat, dia juga mengeluarkan sihir dengan cepat." Calli juga bertahan menggunakan sabit besarnya sebagai perisai dari sihir Watson.

"Hahahahaha! Tak kusangka kalian bisa selemah ini." Watson terus menyerang mereka bertubi-tubi.

Di sisi lain Mel dan Marine bertarung dengan seimbang.

"Aku sebenarnya benci harus bertarung seperti ini," ucap Mel sambil menahan luka di pundak kirinya.

"Aku juga sebenarnya memiliki dendam dengan pihak kerajaan, tetapi dengan bayaran yang cukup, aku berubah pikiran," ucap Marine yang tersengal-sengal.

"Kalau begitu, kita selesaikan ini!" Mel memasang kuda-kuda dan mengepalkan kedua tangannya dengan sangat kuat.

Langit di atas kota iblis menjadi sangat gelap dan halilintar menyambar tanpa henti. Hujan yang sangat deras pun turun, pertempuran yang sudah hampir menghancurkan setengah kota itu masih terus berlanjut.

Seketika suara dentuman keras terdengar di tempat Ollie bertarung dengan Sora. Dari sana Sora melompat sangat tinggi di udara, tubuhnya memancarkan cahaya yang sangat terang hingga membuat pertempuran di bawahnya berhenti sesaat. Dari tubuh Sora keluar sayap yang sangat indah, sayap itu memiliki dua pasang dan bersinar.

Ollie pun mengejarnya dan juga melompat ke luar. Tubuhnya juga bercahaya berwarna emas bercampur warna hijau muda, di tengah udara tubuh Ollie juga mengeluarkan sayap dan ekor burung merak yang juga bersinar berwarna keemasan. Ollie pun langsung melesat ke arah Sora dan mengarahkan kedua pedangnya ke tubuh Sora.

"Terima ini!"

Sora sempat kaget dengan betapa cepatnya Ollie menuju ke arahnya, tetapi ia sempat menghindar dan serangan Ollie hanya mengenai sayap bawahnya. Sora sedikit kehilangan keseimbangannya tetapi sayap beregenarasi kembali.

"Selama hidupku, aku belum pernah seserius ini melawan seseorang bahkan iblis sekalipun," ucap Sora.

"Aki juga sudah lama tidak merasakan ini. Meskipun saat ini tubuhku sedikit kaku."

Pertarungan antara Ollie dan Sora pun berlanjut di udara.

"Sepertinya mereka sudah mulai serius. Mungkin ini sudah saatnya," ucap Ayame.

"Ugh..Serangan tadi cukup mengejutkan. Haha, ini sangat menyenangkan. Baiklah, tidak ada waktu untuk main-main lagi." Towa menggunakan topi iblisnya yang ia beri nama Bibi.

"Hey, sepertinya ini sudah cukup," ucap Calli ke Rushia.

"Benar, yang mulia pasti sebentar lagi akan memulainya." Rushia pun mengeluarkan sihir yang sangat besar "Infinity Wall!" Sihir Watson tidak bisa menembusnya.

"Apa-apaan ini!?" Watson bingung dan sedikit kesal.

"Sepertinya semua sudah bersiap. Aku juga akan mulai serius." Mel memasang sarung tangan berwarna hitam yang sangat ketat. "Sudah lama aku tidak memakai ini."

"Sarung tangan? Oi, kau mau memasak!?" Marine mengejeknya.

"Lihat saja nanti." Mel tersenyum sinis.

Sebuah halilintar besar menyambar di dekat istana, melihat itu para jendral iblis langsung bergerak. "INILAH SAATNYA!"

Ollie yang sedang bertarung sengit di atas istana melihat keadaan di bawah dan tertawa terbahak-bahak "Hahahahahaha! Sungguh pemandangan yang luar biasa! Memang benar, iblis ini memiliki sesuatu yang sangat menarik."

"Apa yang kau bicarakan? Kenapa kau berpihak pada mereka? Sang kesatria merak Ollie!?" Ucap Sora yang sedikit kelelahan.

"Aku sekarang adalah monster sama seperti para iblis itu. Aku adalah zombie, aku akan menjadi zombie yang terkuat hahahahaha!"

"P-padahal aku sangat mengidolakanmu, sampai aku menjadi seperti ini. Aku ingin menjadi kuat sepertimu dan mengalahkan raja iblis! Tapi... Sepertinya mengalahkanmu sekarang sudah cukup!" Sora sangat geram.

Serangan Sora menjadi lebih cepat. Ollie dengan mudahnya menepis semua ayunan pedang Sora. Ollie menangkap tangan Sora yang menggenggam pedang, pedang Ollie yang berwarna hitam jatuh.

"Kuakui kau itu kuat. Tapi, sebentar lagi kau akan mengerti apa tujuan dari peperangan ini." Ollie tersenyum lalu menghantamkan kepalanya ke kepala Sora dengan sangat keras. Kepala Ollie pun terlepas sedangkan Sora pingsan dan terjun dari langit.

Choco yang sedang melakukan sebuah ritual sihir di ruang tahta, menghentikan ritualnya dan menyambut Miko.

"Selamat datang di istanaku, kau mau teh?" Choco menyambutnya dengan hangat.

"Tak perlu berbasa-basi, bersiaplah untuk menemui ajalmu!" Miko berlari ke arah Choco.

"Tunggu," cegah Choco. Miko menghentikan langkahnya. "Sebenarnya ada yang ingin aku bicarakan."

"Tak perlu! Aku akan menghabisimu!"

"Flesh bind!" Choco menggunakan sihir untuk mengikat tubuh musuhnya dengan rantai tak terlihat sampai menembus ke daging musuhnya.

"Tu-tubuhku." Miko berusaha melawan.

"Kubilang tunggu." Choco semakin memperkuat sihirnya.

"Ahhhhh!" Miko menjatuhkan pedang yang ia genggam. Ia merasakan kesakitan yang sangat dahsyat di dalam tubuhnya.

"Aku akan mengendurkannya, jadi kumohon dengarkan aku." Choco mengendurkan sihirnya. Miko jatuh terduduk tetapi masih tidak bisa menggerakkan tubuhnya.

"Aku berencana untuk menyegel tempat ini."

Mendengarkan itu, Miko terkejut, "a-apa maksudmu? Kau ingin menjebakku!?"

"Lebih tepatnya menyegel seluruh wilayah iblis."

"Aku akan membunuhmu!" Miko membuka ikatan sihirnya, mengambil pedang dan berlari ke arah Choco. Saat pedang itu akan menusuk Choco, pedang Miko terpental. "A-apa yang...?"

"Sudah cukup." Ollie berdiri di antara keduanya dan mengarahkan pedangnya ke leher mereka berdua. "Raja iblis pertama berpesan kepadaku, bahwa ia ingin sekali dibunuh."

"A-apa!?" Miko terkejut. Sedangkan Choco hanya tersenyum.

"Ia sebenarnya benci peperangan, tetapi bangsa manusia tidak pernah berhenti menyerang iblis. Bangsa iblis yang melukai manusia juga karena mereka ingin bertahan hidup." Reine dan Anya kembali ke wujud aslinya.

"Jadi, itu alasanmu sebenarnya menyukai bangsa iblis?" Tanya Reine.

"Saat itu, Reine dan aku berpisah dengan Ollie di medan pertempuran. Kenapa kau tidak memberi tahu kami dulu Ollie?" Tanya Anya.

"Benar, setelah aku membunuhnya, dan dunia menjadi damai, aku berusaha untuk memberitahu ke semua orang. Tetapi, kalian semua tahu apa yang terjadi padaku... Aku tak memberitahu kalian karena aku takut kalian akan membenciku..."

Reine memeluk Ollie, Anya pun ikut memeluknya. Ollie menurunkan pedangnya.

"Raja iblis itu juga menuruti keinginanku, yaitu bertarung dengan serius." Hening sejenak, "bangsa iblis sebenarnya juga ingin kedamaian. Bukan begitu? Choco?"

"Benar, raja sebelumnya juga mati oleh seorang pahlawan bernama Sora."

Ollie, Reine dan Anya terkejut. "S-Sora!?"

"Apa kalian mengenalnya?" Tanya Choco kebingungan.

"Kami tadi melawannya... Tetapi seperti pesanmu, aku tidak membunuhnya."

"Begitu ya? Tunggu, kalian melawannya? Bagaimana mungkin manusia bisa bertahan hidup selama itu?"

"Sang pahlawan Sora, ia diberkahi oleh langit. Ia mampu untuk bertahan hidup lebih lama dari manusia biasa, tak ada yang tahu sampai kapan." Jelas Miko.

Seseorang membuka pintu ruang tahta.

"Sora!" Miko terkejut melihat Sora yang compang-camping.

"Kurasa semuanya sudah di sini." Choco berjalan mendekati Ollie.

-

Sementara itu keadaan di luar istana. Towa berhasil menangkap Flare dan menuju ke tempat Shion.

"Sh-shion... Lari..." Towa mengikat leher Flare dengan ekornya.

"F-Flare! Sial, energiku belum pulih." Saat Shion akan melangkah, Towa sudah berada dihadapannya.

"Halo," Towa tersenyum dan langsung memukul perut Shion sampai Shion jatuh pingsan.

"SHION!!!"

Rushia dan Calli berhasil menjebak Watson.

"Di-dinding macam apa ini!?" Watson berusaha menghancurkan dinding sihir milik Rushia dengan sihirnya, ia terjebak dan dinding itu semakin menghimpitnya.

"Calli, ingat pesan yang mulia," ucap Rsuhia kepada Calli yang sudah bersiap untuk menyerang Watson menggunakan sabit besarnya.

"Merepotkan sekali," Calli melempar sabit besarnya dan tertancap di atas tanah, "sudah lama aku tidak menggunakan cara ini." Calli melemaskan jari-jarinya dengan membunyikannya. "Rushia, dalam hitungan ketiga buka atap dinding itu dan aku akan langsung menyerangnya."

"1....2....3!" Calli melompat setinggi mungkin, Rushia pun kaget melihatnya karena sangat cepat dan ia pun berusaha untuk membuka dindingnya.

"Si-sial aku tidak bisa lari...ugh!!" Watson kali ini mencoba menahan dindingnya dengan kedua tangannya, ia hanya bisa pasrah melihat Calli yang menuju ke arahnya.

"RASAKAN INI!!!"

Di sisi lain Mel berhasil melumpuhkan Marine. Mel sedang menduduki tubuh Marine.

"Ti-tinju yang luar biasa....Kenapa tidak sejak tadi kau bertarung se...perti ini?" Tanya Marine yang menahan sakit karena pukulan Mel di perutnya dan sedikit terbatuk-batuk.

"Sudah kubilang, aku benci pertempuran, sama seperti yang mulia." Mel kemudian tersenyum dan matanya berkaca-kaca menunduk ke arah Marine. "Maafkan aku, harus seperti ini."

"A-apa yang kau *uhuk* bicarakan? Raja iblis membenci *uhuk* pertempuran?"

"Ya, dan akhirnya sebentar lagi akan selesai."

Ayame dan Noel pun sudah kelelahan. Pertarungan sengit di antara mereka hampir menghancurkan seperempat wilayah pertempuran mereka.

"hah...hah...Aku tahu kau tidak bertarung dengan serius," ucap Noel "aku bisa merasakannya, kekuatanmu masih sangat banyak." noel menopang tubuhnya dengan pedang.

"Sepertinya sudah waktunya, aku akan mengakhiri ini." Ayame mengalirkan energi sihir yang sangat besar ke pedangnya. "Bersiaplah, senang bisa bertarung denganmu."

"Flare...Maafkan aku, aku belum sempat mengatakannya padamu," Noel melanjutkan kalimatnya dengan tanpa suara dan hanya menggerakkan bibirnya.

"HYAAAAA!!"

"Selamat tinggal," Noel menitihkan air mata.

-

 Suasana di dalam istana saat ini semakin tegang. Sora berjalan mendekati mereka dan menyeret pedangnya. "Aku...akan...membunuh...raja...iblis." Sora pun terjatuh.

"Dia terjatuh dari ketinggian, sungguh hebat ia bisa bertahan," ucap Anya.

"Tidak, dia masih hidup," balas Reine, "dia sedang tertidur." lanjutnya.

"Jadi, apa maksudmu dengan menyegel wilayah ini?" Tanya Miko kepada raja iblis.

"Agar tidak ada lagi raja iblis yang akan terus bangkit. Kau mengenal wajah ini kan Ollie?" Tanya Choco kepada Ollie, kedua tanduk Choco mengecil begitupun kedua sayapnya. Wajahnya yang memiliki tanda hitam di sekitar matanya menghilang.

"J-jadi selama ini...!?" Ollie terkejut melihatnya.

"Benar, selama ini aku adalah raja iblis yang sama. Aku terus bereinkarnasi ke dunia ini." Choco tersenyum.

Tanpa sadar Ollie pun mengeluarkan air mata. "A-aku tidak menyangka akan bertemu denganmu lagi." Ollie memeluk Choco.

"Aku yakin kau belum melupakan janji kita, bukan?" Tanya Choco ke Ollie.

"T-tentu saja." Ollie melepas pelukannya dan mengusap air matanya, "Anya, Reine, janjiku kepada Choco adalah...." Tiba-tiba istana bergetar.

"Sepertinya sudah waktunya." Choco melihat ke arah jam besar yang berada di atas dinding pintu masuk.

Para jendral iblis seketika berada di ruang tahta.

"Yang mulia, semuanya sudah berjalan sesuai rencana." Ucap Rushia.

"Kalian!? Apa yang terjadi dengan prajuritku!?" Miko mengangkat pedangnya dan mengarahkannya ke depan.

"Sesuai rencanaku, prajuritmu sudah diamankan ke tempat yang sangat jauh dari sini," ucap Choco sambil berjalan ke kursi tahtanya.

"Apa katamu!? Diamankan!?"

"Benar." Choco menggeser kursinya dan terlihat sebuah altar yang dipenuhi oleh tulisan aneh. "Aku akan menyegel kerajaan ini, jadi baik iblis maupun manusia tidak akan lagi bisa bertemu." Choco menyentuh altar itu dan mengeluarkan cahaya keunguan.

"Jadi begitu ya?" Miko tertunduk dan menurunkan pedangnya.

Getaran di sekitar istana semakin kencang.

"Ollie, apa kita juga harus bertahan di sini?" Tanya Reine.

"Tidak, kau dan Anya tidak perlu ikut bersamaku." Ollie menahan tangisannya.

"Ollie...aku akan sangat kesepian, dan mungkin aku akan terus tertidur di dalam sarung pedangku." Anya memeluk Ollie.

"Itu benar Ollie, hanya kau yang bisa berinteraksi dengan kami," tambah Reine.

"T-tapi sekarang aku adalah monster."

"Aku tidak peduli! Ollie adalah Ollie!" Anya menangis.

"Ollie, kau akan terus hidup di luar sana. Selama aku dan Rushia masih hidup energi sihir kami yang mengikatmu akan tetap ada, pergilah." Choco pun meneteskan sedikit air mata tetapi karena ia membelakangi mereka, jadi tidak ada yang melihatnya.

"Ollie, ayo cepat!" Reine menggenggam tangan Ollie.

"B-baiklah." Ollie menggenggam tangan Anya. "Jaga dirimu baik-baik Choco. Janjimu pasti akan kutepati.

Ollie, Anya, Reine, Miko dan Sora pun pergi menggunakan sihir teleportasi milik Reine. Reine membawa mereka ke ujung tebing di mana mereka bisa melihat ujung istana iblis dari kejauhan. Miko meminta Reine untuk mencari para jendralnya dan membawanya ke tempat yang sama. Hanya dalam waktu lima menit semuanya sudah berkumpul, tetapi para jendral itu dalam keadaan tak sadarkan diri.

"Yang mulia Choco, aku akan kembali ke duniaku," ucap Calli.

"Ya, terima kasih sudah mau membantu. Rushia, berikan dia imbalannya."

"Baik yang mulia." Rushia mengeluarkan kantung besar menggunakan sihirnya.

"Y-yang mulia ini..."

"Ambillah, dan cepat sebelum kau terkurung di sini."

"B-baik yang mulia, terima kasih banyak. Rushia, aku menyukaimu. Selamat tinggal semuanya." Calli pun pergi berlari dengan sangat cepat.

"A-apa apaan dia itu mengucapkan hal yang memalukan di saat terakhir." Wajah Rushia memerah.

"Hey, Towa, kau tidak kembali ke dunia bawah?" Tanya Ayame.

"Aku bisa ke sana kapan saja, meskipun tempat ini tersegel sekalipun."

"Towa memang hebat," ucap Mel dengan wajah tersenyum.

"A-aku biasa saja!" Wajah Towa memerah.

Kabut hitam menyelimuti seluruh wilayah kerajaan iblis, kabut itu bersinar dengan sangat terang. Perlahan kabut itu mengecil ke satu titik yaitu istana iblis. Semakin kecil dan menghilang mengeluarkan gelombang kejut yang sampai terasa ke tempat di mana Ollie berdiri. Langit pun menjadi sangat cerah.

Noel berjalan terpincang-pincang mendekati Miko, "yang mulia, apa yang terjadi? Apa kita menang?" Miko hanya menjawab dengan anggukan pelan.

"Jadi, apa itu janjimu Ollie?" Tanya Miko.

"Eh? Kau tidak mendengarnya?"

"Bagaimana aku bisa mendengar jika ada suara getaran yang cukup keras."

"Baiklah, akan aku katakan sekali lagi. Janjiku adalah, MEMBUAT DUNIA INI TERSENYUM SECERAH MATAHARI!"

~Fin~

 By: Hydarnus

Comments

Popular posts from this blog

Final Fantasy XII cara mendapatkan Item Weapon, Armor, Aksesoris Terkuat (termasuk versi Zodiac Age/IZJS)

Banyak variasi item weapon, armor dan aksesoris di dalam Final Fantasy dan yang menjadi pembahasan di sini adalah Final Fantasy XII. Tentu untuk mendapatkan beberapa item membutuhkan waktu dan mungkin hanya bisa didapatkan di penghujung permainan. Item-item ini biasanya memiliki stats dan efek yang sangat luar biasa, sepadan dengan jalannya permainan. Tpi, tentunya tidak akan mudah untuk mendapatkannya. Berikut beberapa item terkuat di Final Fantasy XII, termasuk versi Zodiac Age atau International Zodiac Job System. -WEAPON 1. Sword (1H)      Dalam Final Fantasy XII sword terkuat yaitu Deathbringer, Stoneblade dan Durandal dalam versi Zodiac Age yang terkuat yaitu Great Trango atau dalam versi IZJS disebut Trango Tower. Deathbringer merupakan pedang atau sword (1H) yang memiliki efek death.  Cara mendapatkan Deathbringer: - Mencuri atau steal dari monster rare bernama Ithuno di Barheim Passage.  - Dijual di Balfonheim Port seharga 16.000G.      Cara Mendapatkan Stoneblad

FINAL FANTASY XII - Rahasia dan Bagaimana Cara Mendapatkannya

Kali ini gue bakal bahas tentang game favorit gue yap, mario bros. hehe, ngga lah  gue bukan clickbaiters seperti yang disajikan pada judul topik di atas, Final Fantasy XII atau 12 (dua belas), baik di seri biasa maupun seri zodiac age/Internationa Zodiac Job System (di jepang). So, apa yang menarik dari game ini? Jujur aja sih, ini game open world pertama gue dan konsep yang beda dari seri Final Fantasy sebelumnya yang kalo ketemu musuh ada transisi ke mode battle, di sini mode battle itu dihilangkan dan player langsung bisa berhadapan dengan musuh. Ngga cuma itu yang menarik, ternyata ada banyak rahasia di dalam game ini, berikut beberapa di antaranya, check it out guys. 1. Zodiac Spear Senjata tipe Spear ini adalah yang terkuat dalam game ini. Di dalam versi original (OG), cara untuk mendapatkan senjata ini adalah dengan menghindari beberapa hal, yaitu JANGAN membuka peti-peti berikut: 1) Peti di Lowtown, dekat Dalan's palace 2) Peti sebelum mendapatkan

Monster Rancher 2 Gameshark Codes Cheat Training Stats 100% Working PS1/PSX

 This is my monster rancher 2 gameshark I often use. #golden peach on item slot 19 (must have max lvl house) 80099284 001A #training stats Boost (+99) note (1) 800DA098 0063 800DA09A 24A5 #Mint leaf on item slot 20 (must have max lvl house) 80099288 0012 #Worse Nature (for unlocking certain technique) 30097A59 00A4 # Max lif 80097A20 03E7 # Max Pow 80097A22 03E7 # Max Int 80097A24 03E7 # Max Spd 80097A28 03E7 # Max Def 80097A2A 03E7 #GUTS (R2) D00938AE 0002 801FFCFC 00FF # Never tired 30097A37 0000 #Max skill 80097A26 03E7 #Max Funds 80098FBC E0FF 80098FBE 05F5 #All Monster Cards 5000CC02 0000 8009908C 0101 #Full Zooming In View Mode D001C3CC 2821 8001C3D0 0000 D001C3CC 2821 8001C3D2 0000 #Max Monster Health (In-Battle) 801FFCDC 03E7 #100% Loyalty & 'Even' Status 80097A3C 00F3 #Wild Monster Life Drain (Press L2) D00938AE 0001 801FFC74 0000 #Unlock All CD's 50002601 0000 30099386 0001   #Activation Code For All Techniq