Aku dan delapan orang lain berkumpul di sebuah ruangan tertutup yang cukup besar dan di sana terdapat sembilan rumah kecil yang masing-masing terpisah menjadi tiga bagian di sisi yang berbeda-beda. Ruangan ini berbentuk huruf L, tiga rumah berada di sisi horizontal dan tiga rumah lainnya berada di kanan dan kiri sisi vertikal.
Ruangan ini dikuasai oleh sesosok makhluk yang menyerupai perempuan kecil yang mampu mengubah bentuk tubuhnya. Kami dikumpulkan dengan tujuan untuk memainkan sebuah permainan yang mempertaruhkan nyawa yang dibuat oleh sosok itu. Permainannya sederhana, kami hanya harus menyembunyikan sebuah koin besar yang bisa kami pindahkan dengan pikiran, tetapi itu hanya bekerja pada saat kami berada di dalam rumah tersebut. Jika sosok itu bisa menemukan koinnya ia akan menang dan mengambil nyawa orang yang berada di dalam rumah itu, setelah itu permainan akan dilanjutkan. Tetapi, jika ada yang berbohong permainan akan selesai dan semua orang yang berada di satu sisi akan dieksekusi.
Peraturannya, pemain bebas memindahkan kemanapun koinnya sesuka hati, koin itu diletakkan di bawah lantai dengan memindahkannya menggunakan pikiran. Jadi, koin itu seperti berada di dalam tanah. Untuk memindahkan koin ke rumah lain, pemain hanya harus fokus melihat ke arah rumah yang dituju selama lima detik. Ketika berada di dalam rumah pemain dapat melihat tembus pandang bahkan tembok yang berada di luar rumah sekalipun, tetapi hanya bisa melihat sejauh ruangan ini saja.
Sosok itu akan menanyakan satu hal tentang koin itu ketika mengunjungi rumah seseorang. Jika sosok itu meminta koinnya setelah menanyakan sesuatu pemain tidak bisa menolaknya, jika pemain menolak dan ketahuan berbohong permainan berakhir dan para peserta akan dikumpulkan untuk melihat eksekusi tiga orang yang berada di sisi yang sama. Jika koinnya tidak berada di dalam rumah yang ditanya, ia akan langsung bebas tetapi masih harus menunggu di ruangan itu. Jika setelah bebas dan ada yang tidak mau memberikan koinnya ia terbebas dari eksekusi.
Koin hanya bisa dipindahkan sekali dan bisa dipindahkan lagi setelah lima menit dan hanya bisa dipindah setelah sosok itu berkunjung ke rumah pemain. Jadi, misal sosok itu sudah berkunjung dan koin itu tidak ada di sana, pemain itu hanya butuh menunggu waktu lima menit. Untuk memindahkan koin yang pertama kali tidak ada ketentuan ini. Ketika pemain memberikan koin itu ia akan langsung diambil nyawanya.
Jika koinnya ditemukan permainan akan terus dilanjutkan dan para pemain akan dikumpulkan lagindan memulai permainan dari awal. Permainan ini hanya akan berlangsung selama satu set. Banyaknya pemain yang bisa bebas, tidak bisa diprediksi. Sebelum permainan dimulai, sosok itu akan bersembunyi selama lima menit sampai koin diletakkan di dalam rumah dan tidak akan mengintip atau mendengarkan apapun kemana koinnya akan dipindahkan.
Permainan dimulai!
"Bersembunyilah." Sosok itu berubah wujud menjadi akar pohon berwarna hijau dan sangat lebat menjulur ke seluruh ruangan ini. koin yang diberikan oleh sosok itu sebesar badan orang dewasa, kami harus membawanya secara bersama-sama karena cukup berat.
"Siapa yang mau menyembunyikan ini di dalam rumahnya?" Tanya seorang pria yang terlihat panik, semua orang di sini panik.
"Jangan aku." semua bergantian mengucapkan kata-kata itu kecuali aku.
"Kau saja, bagaimana?" Ucap seorang wanita yang menghadapkan wajahnya ke arahku.
"Baiklah..."
Kami membawa koin itu ke rumah yang akan kutempati. Rumahku berada di sisi horizontal tepat di tengah-tengah. Setelah menaruh koin itu, semua orang berpencar tak tentu dan kebingungan memilih rumah yang mau mereka tempati, bahkan ada yang berebut. Setelah tiga menit semua orang sudah menentukan rumahnya masing-masing.
Kami semua tidak kenal satu sama lain dan tidak tahu darimana saja kami berasal. Entah bagaimana kami berada di tempat semacam ini untuk memainkan hal konyol seperti ini. Rupanya benar, setelah duduk aku bisa melihat keluar ruangan karena tembok yang transparan. Kucoba untuk menggunakan pikiranku untuk menyembunyikan koinnya di dalam tanah, berhasil, tiba-tiba saja koin itu pindah tepat berada di bawah tempatku duduk. Rumah ini sangat sempit, hanya muat untuk diduduki satu orang dan tidak ada apapun di dalamnya hanya ada sekitar 15 pasang ubin memanjang ke belakang. Aku melihat ke yang lainnya dan mereka pun juga melihat ke arah satu sama lain.
Kurasakan tanahnya bergetar, terlihat akar akar itu seperti menyusut dan menuju ke satu titik. Di titik itu terwujud sosok penguasa ruangan ini. Jantungku mulai berdebar-debar, aku tak bisa berhenti menelan ludah. Sosok itu berjalan perlahan menuju ke salah satu rumah. Ia terlihat sedang menanyakan sesuatu ke orang yang berada di dalamnya. Ini terasa cukup aneh, karena padangan kami yang transparan, aku merasa kalau makhluk itu juga dapat melihat tembus pandang.
Perempuan itu keluar dari rumah itu, lalu menuju ke sisi di mana rumahku berada. Jantungku makin berdetak dengan daras. Ia mengunjungi rumah yang berada di samping kiriku, di dalam sana ada seorang perempuan yang cukup cantik dengan rambut panjang dan kulit yang agak putih. Jarak antar rumah sekitar lima meter, jadi aku tidak terlalu menangkap raut wajahnya. Sosok itu keluar dari rumah itu setelah beberapa menit.
Sosok itu berjalan tak tentu arah di depan rumahku seperti ingin memasuki rumahku. Benar saja ia berjalan perlahan ke rumahku, aku merinding dan benar-benar merasa tegang, karena aku bisa saja langsung mati karena ia bisa saja meminta koinnya. Sosok itu membuka pintu rumahku dan tiba-tiba semua tidak lagi transparan. Sosok itu memiliki rambut yang pendek sebahu, kulitnya putih dan ada akar yang menjulur di sebelah kiri pipinya. Aku tak bisa melihat matanya karena tertutup poni.
"Apa kau tahu di mana koinnya?" Sosok itu mulai bertanya. Meskipun suaranya begitu lembut tetapi membuat seluruh tubuhku bergidik.
"A-aku tidak tahu." Jawabku sekenanya dan tentu saja berbohong.
"Apakah ada di rumah yang lain?"
"Iya..." Jantungku benar-benar berdegup dengan kencang.
"Apa kau berbohong?"
"Tidak, tentu tidak."
Sosok itu seakan ingin melakukan sesuatu. Kulihat kakinya lama-lama berubah, ia menjadi sesosok siluman ular dan tubuhnya menjadi lebih besar 2x lipat. Kuku di jari-jari tangannya menjadi lebih panjang dan lancip. Kulihat ia tak melakukan ini di rumah-rumah yang lainnya. Ia mendekatkan kepalanya kepadaku. "Benar kau tidak berbohong?"
Aku hanya membalasnya dengan mengangguk.
"Begitu. Aku akan kembali lagi." Ia meninggalkan rumahku dan tetap dengan wujud ularnya itu. Pintu
rumahku tertutup dengan sendirinya dan semua menjadi transparan lagi.
Comments
Post a Comment