Kali ini saya akan bahas isu yang berkepanjangan ini yaitu dampak dari sebuah video game. Dari yang saya ketahui, banyak orang tua yang khawatir anak-anaknya kecanduan bermain video game, ya itu sih sangat wajar. Tapi, kebanyakan orang tua justru hanya memandang sebelah efek dari video game ini. Kecanduan video game memang bukan hal yang baik, apalagi jika sama sekali tidak memberikan manfaat. Di sinilah saya akan memberikan beberapa hal atau dampak yang ada pada sebuah video game pada kehidupan sehari-hari, let's a go.
Dulu memang untuk bermain video game apalagi pada tahun 2000-an hanya bisa dimainkan di dalam rumah sendiri, dan ini yang menyebabkan orang tua khawatir jika anaknya menjadi tidak pandai bersosialisasi. Pada kenyataannya, beberapa video game justru memberikan sebuah konversasi dan itu dapat membuat para pemain dapat berkomunikasi dengan baik. Meskipun beberapa di antaranya juga menggunakan bahasa yang tidak pantas diucapkan untuk anak di bawah umur. Tapi, pada jaman itu, kata-kata seperti itu ada yang disensor dan sangat jarang yang tidak tersensor. Pada saat itu, kebanyakan video game masih menggunakan bahasa asing (Inggris atau Jepang), jadi untuk para pemain di dalam negeri mau tidak mau harus mengerti bahasa Inggris meski hanya sepatah dua kata, oleh karena itu, mereka secara tidak sadar sudah belajar untuk menggunakan bahasa asing sejak dini. Memang tidak semua anak lancar berbahasa asing dan hanya memainkan game sebagai hiburan semata.
Seiring berkembangnya jaman mulai ada segelintir orang yang membuka rental video game, lalu muncul internet dan kemudaian munculah warnet. Tempat-tempat ini bisa menjadi tempat bertemunya orang-orang yang menyukai video game dan mulai menjalin hubungan (pertemanan dll). Tapi, kita tidak pernah tahu seperti apa orang-orang yang berada di sana, bisa membawa pengaruh buruk atau membawa pengaruh yang baik. Syukurlah selama ini saya ngga terjerumus ke hal-hal yang buruk. Oke, di era internet ini mulai muncul video game online, yaitu video game yang terhubung ke internet dan dapat menjangkau seluruh pelosok Bumi (jika ada akses internet). Dari video game ini para pemain dapat berkomunikasi secara langsung, baik dari fitur chat dan voice call, tergantung dari yang disediakan video game tersebut.
Saat ini sudah banyak video game berbasis online dan sangat memudahkan pemain untuk berinteraksi dengan pemain lainnya. Selain itu juga terdapat banyak forum atau komunitas dari para pemain video game tertentu melalui berbagai media online. Di sana para pemain mungkin bisa mendapatkan teman baru atau bahkan mungkin teman seumur hidup. Contohnya saya sendiri, saya bisa dapat temen melalui slah satu video game online, meskipun saya sendiri nggatau orang itu kayak gimana karena ngga pernah ketemu, meskipun begitu kita bisa saling berbagi. Tentu ngga cuma saya yang ngerasain hal itu, banyak di luar sana bisa bersatu karena video game. Orang tua tentunya harus mengawasi anak-anaknya yang menyukai video game yang masih berada di bawah umur. Mengawasi di sini dalam artian mendidiknya supaya tahu mana hal baik dan yang buruk.
Tak dapat dipungkiri kalau banyak orang tua menganggap orang yang bermain video game itu memiliki prestasi yang rendah. Itu memang tidak salah, tapi kembali ke kepribadian seseorang yang memainkan video game. Jika orang itu memang pemalas dan hanya seharian memainkan video game, memang dapat membuat prestasi menurun, tapi apa itu hal yang buruk? Jika orang itu memang seharian memainkan bermain video game untuk melatih ketangkasannya dalam video game, mungkin ia bisa menjadi pemain video game professional dan saat ini, itu adalah sebuah "pekerjaan" atau sesuatu yang dapat menghasilkan. Tetapi, jika orang itu memang hanya karena untuk bermalas-malasan, I don't know what to say.
Sayangnya, dari apa yang saya liat di sekitar saya, kebanyakan orang bermain video game untuk bermalas-malasan. Saya sendiri bermain video game karena itu dapat menyegarkan pikiran dan mungkin itu juga menjadi sebuah alasan untuk orang-orang yang bermain video game untuk bermalas-malasan. Tapi, kalo saya sih jujur, saya memang bermain video game hanya untuk refreshing dan tetap belajar pelajaran-pelajaran dari sekolah, sebisa mungkin saya menyeimbangkan antara keduanya. Ngga sedikit yang bilang saya ini pinter, padahal mah biasa-biasa aja. Sorry jadi curhat.
Oke, saya berani bilang ngga semua orang yang gemar bermain video game itu prestasi akademisnya kurang. Dan memang sangatlah sulit untuk menyeimbangkan antara prestasi akademis yang gemilang dan menyalurkan hobi bermain video game. Seperti yang saya bilang di atas, tergantung dari pribadi seseorang. Jadi, buat kalian para gamers, bermain video game bukanlah hal yang buruk, tetapi jika berlebihan ya kalian tanggung sendiri akibatnya. Untuk orang tua yang anak-anaknya hobi bermain video game, biarkan mereka menyalurkan hobi mereka tapi tetap bimbing mereka.
3. Skill
Ada banyak macam jenis video game, mulai dari puzzle, arcade, adventure, Role Playing, dan masih banyak lagi variasinya. Setiap jenis video game menawarkan berbagai macam rintangan tersendiri dan di sinilah dibutuhkan keterampilan dalam memainkannya. Lalu, apa poin yang mau saya kasih di sini? Pernah dengar tetris? salah satu game puzzle ini disebut dapat mempengaruhi stabilitas dan koordinasi. Dari sini kita bisa tahu kalau video game juga bisa memberikan manfaat, tapi memang tidak semua game memilki manfaat yang sama tergantung dari tipe permainannya.
Tanpa sadar mereka mengasah otak mereka. Contohnya, dalam permainan tipe strategi, pemain akan dan diharuskan menyusun strategi supaya dapat melewati rintangan yang ada. Selain itu ada permainan mengadu ketangkasan, kecapatan berfikir, kecepatan gerakan dan masih banyak lainnya. Dengan begitu para pemain banyak berlatih dan tetap membuat otak mereka berpikir. Tapi itu kan cuma skill untuk bermain game? Memang benar, tapi apa itu bisa berpengaruh dengan kehidupan nyata? Jawabannya, bisa. Seperti yang disinggung pada poin kedua, tergantung dari orang yanng bermain video game. Dan untuk saya sendiri, saya beruntung dapat menggunakannya di kehidupan nyata meski hanya berperan kecil.
Yah, itulah poin poin yang bisa saya berikan terhadap dampak dari video game. Buat orang tua tak perlu khawatir anaknya bermain video game, berikan mereka waktu untuk memainkannya asal dengan bimbingan yang seimbang, tak perlu khawatir prestasi akademisnya menurun. Buat para pemain (bukan profesional) jadikan video game sebuah kegiatan di waktu luang, bukan kegiatan sehari-hari. Ketahui batasan-batasannya, jika memang ingin menekuni bidang ini dan menjadi seorang profesional itu juga tidak masalah asal mendapatkan dukungan dari orang tua.
3. Skill
Ada banyak macam jenis video game, mulai dari puzzle, arcade, adventure, Role Playing, dan masih banyak lagi variasinya. Setiap jenis video game menawarkan berbagai macam rintangan tersendiri dan di sinilah dibutuhkan keterampilan dalam memainkannya. Lalu, apa poin yang mau saya kasih di sini? Pernah dengar tetris? salah satu game puzzle ini disebut dapat mempengaruhi stabilitas dan koordinasi. Dari sini kita bisa tahu kalau video game juga bisa memberikan manfaat, tapi memang tidak semua game memilki manfaat yang sama tergantung dari tipe permainannya.
Tanpa sadar mereka mengasah otak mereka. Contohnya, dalam permainan tipe strategi, pemain akan dan diharuskan menyusun strategi supaya dapat melewati rintangan yang ada. Selain itu ada permainan mengadu ketangkasan, kecapatan berfikir, kecepatan gerakan dan masih banyak lainnya. Dengan begitu para pemain banyak berlatih dan tetap membuat otak mereka berpikir. Tapi itu kan cuma skill untuk bermain game? Memang benar, tapi apa itu bisa berpengaruh dengan kehidupan nyata? Jawabannya, bisa. Seperti yang disinggung pada poin kedua, tergantung dari orang yanng bermain video game. Dan untuk saya sendiri, saya beruntung dapat menggunakannya di kehidupan nyata meski hanya berperan kecil.
Yah, itulah poin poin yang bisa saya berikan terhadap dampak dari video game. Buat orang tua tak perlu khawatir anaknya bermain video game, berikan mereka waktu untuk memainkannya asal dengan bimbingan yang seimbang, tak perlu khawatir prestasi akademisnya menurun. Buat para pemain (bukan profesional) jadikan video game sebuah kegiatan di waktu luang, bukan kegiatan sehari-hari. Ketahui batasan-batasannya, jika memang ingin menekuni bidang ini dan menjadi seorang profesional itu juga tidak masalah asal mendapatkan dukungan dari orang tua.
Comments
Post a Comment