Lahir kembar bukanlah hal yang tidak biasa, tapi apa jadinya kalau ada seorang kembaranmu yang lahir bukan dari rahim ibu yang sama atau mungkin dia berada di masa lampau sebelum kita dilahirkan? Hal ini sempat menjadi perbincangan yang cukup heboh beberapa waktu lalu. Doppelganger adalah istilah yang sudah lama dikenal di seluruh dunia (mungkin). Istilah kembar selalu dikaitkan dengan kemiripan fisik seseorang, begitu pula dengan doppelganger. Beberapa video game juga banyak yang menampilkan sosok doppelganger ini sebagai musuh yang menyerupai karakter utama meskipun istilah yang mereka pakai berbeda-beda.
Doppelganger berasal dari kata Jerman yang berarti "Double Walker". Istilah ini digunakan untuk merujuk keepada bayang diri yang kita percaya menyertai setiap manusia di Bumi ini. Fenomena ini berbeda dengan penampakan hantu. Jika penampakan hantu berarti seseorang melihat citra seseorang yang telah meninggal, maka fenomena doppelganger berarti melihat bayangan sesorang yang masih hidup. Dalam banyak kasus, Doppelganger dipercaya sebagai tanda-tanda kematian. Konon Ratu Elizabeth I berjumpa dengan bayangan dirinya sendiri sebelum meninggal. Entah kapan fenomena ini pertama kali muncul. Namun pada tahun 1691, ditemukan catatan mengenai doppelganger yang ditulis oleh Robert Kirk yang menulis bahwa fenomena ini telah muncul dalam kisah-kisah rakyat Skotlandia dan Irlandia.
Telah terjadi banyak kasus pada fenomena Doppelganger ini, mungkin kalian juga pernah mengalaminya, bertemu dengan sesosok orang yang sama namun itu bukan orang yang dimaksud atau mungkin kalian bertemu dengan diri kalian sendiri seperti kasus Ratu Elizabeth I di atas. Beberapa artikel menyebutkan kalau Doppelganger memang menyebabkan kematian. Di dalam artikel yang saya baca Doppelganger merupakan ruh dari sesorang. Ruh ini berusaha untuk menyingkirkan induknya agar dia bisa merasa lebih bebas. Entah itu benar atau tidak, tapi jika kalian melihat kasus-kasus yang terjadi pada fenomena Doppelganger ini mungkin kalain bisa menilainya sendiri.
Jika seseorang melihat Doppelganger baik itu anggota keluarga, teman dekat ataupun diri sendiri dipercaya akan membuat yang melihat Doppleganger itu merasakan sakit yang luar biasa hingga seperti yang disebutkan di atas.
Fenomena Doppelganger memiliki banyak penjelasan beragam di berbagai bagian dunia. Di Denmark, ada sebuah kisah yang menyebutkan seekor
Troll (makhluk mitos) menculik seorang wanita hamil dan kemudian
menggantinya dengan doppelgangernya untuk menutupi kejahatannya. Di dalam tradisi Yahudi, setiap orang
dipercaya memiliki malaikat yang berwajah mirip sepertinya yang
kadang-kadang muncul dan menampakkan diri. Di dalam tradisi dan kepercayaan beberapa
negara lainnya, doppelganger secara sederhana diartikan sebagai roh
jahat yang mengambil rupa seorang manusia.
Dalam konteks sains, Dr.Peter Brugger dari Zurich University Hospital, mengajukan teori adanya Doppelganger Syndrom.
Sindrom ini, menurut Dr.Brugger, adalah sebuah perasaan dimana seorang
pasien amputasi bisa merasakan kembali adanya anggota badan yang telah
hilang. Dalam kasus Doppelganger, bukan hanya sebagian anggota badan
yang dirasakan, melainkan seluruh tubuh "tambahan" dirasakan ada di luar
tubuh dan berada diluar kendalinya. Menurut Dr.Brugger, sindrom ini bisa
terjadi ketika syaraf kita mengalami goncangan sehingga kita akan
membawa representasi internal diri yang kemudian ditransfer ke dunia
luar. Ini biasa terjadi ketika kita sedang mengalami stres, kesepian
atau ketika otak kita mengalami luka atau tumor. Bagi Brugger, fenomena syaraf ini dapat menjelaskan adanya "teman imajiner" yang dialami oleh banyak anak kecil.
Itulah, penjelasan mengenai fenomena Doppelganger. Saya sendiri belum pernah mengalaminya yah buktinya saya bisa nulis ini, bukan berarti saya percaya dengan fenomena ini sepenuhnya. Sekali lagi, ini adalah misteri dunia yang mungkin bisa dijelaskan secara ilmiah, apapun bisa terjadi baik secara sengaja maupun tidak disengaja. Terima kasih sudah berkunjung.
Sumber: enigmablogger.com, thepranormalguide.com
Comments
Post a Comment