Hydarnus Notes

Gw mau nulis ini di media lain sebenernya, tapi alangkah baiknya gw nulis di sini aja. Concord, Game yang menghabiskan biaya sekitar 200 juta dolar atau setara 3 T! rupiah (angka yang cukup fantastis untuk sebuah video game) dan juga waktu yang cukup lama yaitu 8 tahun, akan berhenti beroperasi hanya dalam 2 minggu semenjak rilisnya. Gambar diambil dari Twitter Ini merupakan sejarah dalam video game, sejarah yang memalukan, sangat memalukan. Oke, gw breakdown dulu dari Concord itu sendiri itu apa. Concord, adalah video game yang dibentuk dalam live service atau online gaming, yang dimana kita membutuhkan koneksi internet untuk memainkannya. Concord merupakan PVP yang bisa dibilang mirip sistemnya dengan Overwatch. Dengan biaya yang fantastis dan waktu yang cukup lama membuatnya, Sony ataupun Developer pasti sangat menantikan keuntungan atau kesuksesan yang luar biasa dari game ini. Tapi, kenapa justru Concord ini berhenti beroperasi? Berikut ini pandangan gw (dan beberapa tokoh) kenapa

Gw mau bahas singkat aja tentang permasalahan ini. DEI menurut gw udah melukai kreatifitas para pengembang video game. Salah satu perusahaan yang menyediakan jasa konsultan tentang video game yaitu sweet baby inc. menyarankan agar sebuah video game harus menyertakan DEI ke dalam game mereka. Singkatnya, DEI adalah sebuah representasi untuk berbagai macam ras, kalangan dan minoritas. Akan tetapi, kebanyakan dari DEI ini menjuru kepada kaum LGBT dan mengkampanyekan aktifitas mereka. Padahal seharusnya pengembang video game bebas berkreasi dan berekspresi di dalam game yang mereka buat. Kenapa dulu banyak game-game yang sukses? Karena hal seperti ini belum hadir di sekitar kita, dan memang ada beberapa game yang tanpa disadari atau memang sengaja memasukan karakter-karakter unik yang memang menggambarkan DEI di masa itu. Salah satu kasus besar yang saat ini terjadi yaitu pada game yang bernama Concord, game yang dikembangkan dengan biaya yang cukup mahal 200 juta dolar, dan selama 8 tahun

Di sini gue mau memberikan sebuah review jujur dari salah satu game yang baru-baru ini rilis, yaitu Wuthering Waves. Wuthering Waves atau biasa disingkat Wuwa, merupakan game open world berbasis Action RPG. Di sini gue cuma mau memberikan beberapa point aja dari game ini, berikut ulasan gue. 1. World Building Game ini memiliki sistem open world seperti game kompetitornya, Genshin Impact. Dari segi design cukup unik dan futuristik dibanding dengan genshin yang masih menggunakan unsur magic. Meskipun begitu, kita masih bisa melihat pemandangan-pemandangan alam yang cukup luas. Kita bisa melihat area dengan lingkungan yang berbeda-beda sehingga memberikan kesan tersendiri. 2. Karakter Design karakter di game ini bisa dibilang tidak membosankan dan memiliki kostum unik namun tidak berlebihan, hampir semua karakter. Untuk pengisi suaranya sendiri bisa dibilang cocok cocok aja sih. 3. Gameplay Dari segi pertarungan, game ini memang cukup mirip seperti genshin. Dan ini yang unik dari game ini

Banyak sekali jenis font di dunia ini dan sampai sekarang pun masih terus dikembangkan. Font sendiri adalah gaya tulisan yang kita biasa gunakan dalam mengetik di komputer kita, salah satu jenis font populer yaitu Times New Roman, merupakan jenis font yang sudah cukup tua namun karena jenis font ini sangatlah mudah untuk terbaca dan memiliki gaya yang sederhana, sehingga sampai saat ini pun font ini masih kita gunakan. Kadang, sebagai konten kreator atau sebagai penulis, kita butuh font tambahan yang bisa kita temukan di internet. Tapi, jika kalian masih bingung bagaimana cara memasang font di komputer, caranya cukup sederhana, cara ini hanya untuk komputer jenis windows ya. 1. Cara Mengunduh Font Saat ini banyak website yang menyediakan unduhan jenis-jenis font, salah satu yang paling terkenal adalah 1001font . Di sana banyak tersedia jenis-jenis font yang kita butuhkan. Tapi, ada beberapa font yang memiliki license dan juga gratis. Font yang memiliki license harus dibeli terlebih dah

 "Huft...ini hari pertamaku bekerja sebagai pelayan. INI DEMI FIGUR ANIME!!!" Iofi pergi berangkat menuju sebuah kafe tempat ia melamar pekerjaan paruh waktu sebagai pelayan. Jarak dari rumahnya tak begitu jauh jadi Iofi menggunakan sepedanya. Saat berada di persimpangan lampu lalu lintas yang sedang menyala merah, Iofi berhenti menunggu. Saat menoleh ke kanan dan ke kiri, Iofi melihat seorang pria yang mengendarai sepeda motor tanpa helm, dalam hatinya ia berkata "ya ampun, dia gantang banget." Lampu hijau menyala, Iofi tidak sadar dan langsung segera mengayuh sepedanya. Iofi pun sampai di tempat ia bekerja. "Eh, Iofi kan? Cepet ganti bajunya, udah mau buka nih." "E-eh iya." Iofi pun bergegas ke ruang ganti. Iofi kaget melihat seragam yang akan ia kenakan. "I-ini kan!?" "Iya itu tema untuk hari ini, ngga hari ini doang sih, tapi selama seminggu ini." ucap seorang pegawai lama yang baru saja selesai berganti. "A-APA!?&quo

Di sini gue mau ngebahas sebuah game android yang mungkin belum banyak dikenal yaitu Minar. Game Smart Phone ini berbasis teknologi Augmented Reality (AR), dimana cara kerjanya dengan menggunakan lokasi di ponsel kita, game ini akan mendeteksi item-item yang ada di sekitar kita, yah mirip seperti game menangkap monster yang populer itu. Minar sendiri sudah dirilis sekitar tahun 2019-2020an, namun baru mulai berkembang belakangan ini. Gameplay dari game minar ini cukup simple. Di dalam game kita akan bergerak dengan seorang karakter, dimana karakter itu akan bergerak mengikuti arah kita bergerak. Di dalam game ini kita dibekali dengan sebuah tools atau peralatan berbentuk seperti palu, misi kita adalah mencari batu-batu virtual dan memecahkannya dengan palu tersebut, seakan-akan kita adalah seorang penambang batu. Batu-batu virtual ini mengandung currency atau alat tukar yang bermacam-macam. Minar Coin yaitu currency utama dalam game ini Minar Point yang nilainya lebih rendah dari Minar

Ini menjadi kabar yang sangat mengejutkan, hari ini, seorang Vtuber yang sudah cukup lama berkarir di dunia per-Vtuberan baru saja mengumumkan akan berhenti melakukan aktivitasnya sebagai Vtuber. Tidak sedikit yang terkejut dengan berita ini, Vtuber itu bernama Pikamee, salah satu talent sebuah grou Vtuber bernama VOMS Project. Diduga Pikamee berhenti menjadi Vtuber dikarenakan dirinya beberapa waktu lalu sangat antusias untuk memainkan sebuah video game yang cukup populer belakangan ini, yaitu Hogwarts Legacy. Seperti yang diketahui, Hogwarts Legacy bisa dibilang adalah pengganti Harry Potter, dimana ditulis oleh JK. Rowling. Orang-orang pelangi cukup membenci Rowling atas statementnya mengenai kaum pelangi. Pikamee yang bahkan belum sempat menikmati permainan itu, diserang melalui cuitan-cuitan di twitternya sesaat setelah dia mengetweet akan memainkan permainan tersebut. Saya tidak bisa memberitahukan secara rinci. Tetapi, setelah kejadian tersebut, Pikamee memohon maaf atas kegaduh