Sudah dua minggu lamanya semenjak Epel dan Sasuke menjalin sebuah hubungan. Sudah beberapa kali mereka jalan dan makan malam bersama. Pada awalnya Epel merasa cukup canggung dan tak tahu harus bagaimana, tetapi seiring berjalannya waktu, Epel akhirnya dapat menguasai suasana pada saat bersama dengan Sasuke. Bahkan pada saat jalan bersama, Epel sering bergelantungan di tangan Sasuke.
Karena ujian akhir semester semakin dekat, mereka berusaha untuk fokus sendiri-sendiri terlebih dulu hingga ujian itu selesai. Mereka sepakat untuk mengejar impian mereka dengan cara mereka sendiri.
Hingga ujian semester pun tiba. Epel tiba-tiba mendapat pesan Waswas yang berisikan, "setelah ujian selesai nanti, ada yang mau aku omongin sama kamu." Rupanya itu dari Sasuke. Memang seminggu belakangan, Epel dan Sasuke tidak pernah bertemu dan hanya berbalas pesan saja karena fokus dengan kesibukan mereka masing-masing.
Epel masih belum bisa menebak apa yang akan disampaikan nanti, dan membuat spekulasi-spekulasi, seperti mungkin mengajaknya untuk ke jenjang yang lebih serius, atau mungkin yang terburuk. Pikiran Epel menjadi kacau balau, tetapi Epel berusaha untuk tetap fokus pada ujiannya.
Ujian terakhir pun berakhir, Epel mengemas perlengkapannya ke dalam tas berwarna pink yang kecil namun cukup untuk menampung buku-buku catatan. Epel membuka ponselnya untuk mengecek sekali lagi pesan dari Sasuke, "Aku tunggu di rooftop." Epel menutup ponselnya dan menaruhnya di kantung celana.
"Eh, Pel gimana jadi ga?" Tanya teman Epel, Rae.
"Nggatau sih, soalnya mau ada urusan dulu takutnya lama." Balas Epel berusaha menyembunyikan maksudnya.
"Yaudah, gue sama Ano aja."
"Tunggu, Ano?" Epel mengingat-ngingat kejadian beberapa minggu lalu saat ia mengembalikan kunai milik Sasuke. "Sejak kapan lo sama Ano deket?"
"Rahasia.." Rae menjulurkan lidahnya. "Dah, kabarin gue kalo ada apa apa ya." Rae pun meninggalkan Epel.
Epel menghela nafas dan berjalan menuju rooftop. Karena tidak ada lift di kampusnya, ia harus menaiki tangga hingga enam lantai. Satu, dua, tiga lantai Epel lewati dengan biasa saja, namun dipertengahan lantai empat, Epel merasa jantungnya semakin berdegup kencang. Epel berusaha untuk menenangkan diri, Epel menyentuh jantungnya "Huft, ga bakal ada apa-apa, emh!" ia berusaha untuk meyakinkan diri.
Epel berada tepat di depan tangga menuju rooftop. Epel membuka pintu menuju ke rooftop dan melihat Sasuke sedang bersandar di tembok memandang langit. Epel melangkah mendekati Sasuke.
"S-sasuke?"
"Oh, Epel." Sasuke membalikkan badan menghadap Epel.
"Kenapa manggil aku kesini?" Jantung Epel semakin berdegup kencang.
Sasuke menggapai tangan Epel. "Epel..." Sasuke menatap mata Epel.
"I...iya?" Epel merasa suara jantungnya mungkin saat ini terdengar hingga telinga Sasuke.
"Minggu depan, aku harus pergi."
"M-maksud kamu apa?"
"Ini masalah keluargaku, jadi aku harus pindah. Mungkin untuk waktu yang lama."
Epel menitihkan air mata, "kenapa?" Suara Epel bergetar.
"Maaf, Epel sayangku. Aku tahu ini mendadak, tapi aku harus melakukan ini." Sasuke mengelus rambut Epel dan menempelkan kepalanya ke dalam pelukannya.
Epel menangis sesunggukkan. Sasuke melonggarkan pelukannya dan melihat Epel menangis, Epel mengusapkan matanya. "M-Maaf, apa-hik-aku boleh tanya sesuatu?"
"Tentu."
"Gimana sama hubungan kita?" Epel masih mengusapkan matanya.
"Tenang saja." Sasuke menggenggam tangan kiri Epel, "ini, aku titipkan ini padamu." Sasuke menaruh sesuatu di telapak tangan Epel.
"I-ini?"
"Benar, aku titipkan itu padamu, sebagai tanda bahwa perasaanku akan selalu bersamamu."
"T-tapi, bukankah kunai ini benda yang sangat berharga buatmu?" Epel menatap mata Sasuke.
Sasuke menempelkan jidatnya ke jidat Epel dan memejamkan matanya, Sasuke menyelipkan jari-jarinya ke sela-sela jari Epel. "Aku titipkan ini padamu, karena aku percaya kalo kamu akan menjaganya sepenuh hati."
Sasuke mengeluarkan earphone dari kantungnya, dan memasangkannya ke telinga Epel, dan terdengar
Wherever you are, I always make you smile
Weherever you are, I'm always by your side
Epel terkejut dan langsung memeluk Sasuke dengan erat. "Aku pasti akan menjaga kunai ini, meskipun harus bertaruh nyawa."
"Terima kasih, Epel. Aku bener-bener beruntung bisa ketemu kamu." Sasuke mencoba untuk melonggarkan pelukan Epel.
Sasuke membantu Epel untuk mengalungi kunai itu ke leher Epel.
"Epel," ucap Sasuke sambil menopang dagu Epel.
"I-iya?" Perlahan wajah Sasuke mendekati wajah Epel, seolah mengerti maksudnya Epel pun memejamkan matanya.
Seminggu semenjak hari itu pun telah berlalu, Epel terduduk di atas kasurnya sambil memegang dan memandang kalung kunai yang ia kenakan. Sambil memandang ke arah jendela Epel berbisik, "hati-hati." Epel beranjak dari tempat tidurnya dan menyalakan laptopnya. Saat mencari-cari sesuatu di youtube, salah satu rekomendasi video membuatnya penasaran. Epel pun mencoba untuk mengintip tentang apa yang ada di video itu, lalu terdengar "hai domo, kiz--- ai desu."
Note: mungkin suatu saat cerita ini akan beralnjut.
dan kalo mau ngasih dukungan juga boleh, ke: trakteer
Comments
Post a Comment