Beberapa waktu lalu gue menemukan sebuah jalan(?) yang bikin gue jadi lebih tenang dalam menjalani hidup. Gue menemukan ini ketika gue lagi mau sidang skripsi. Waktu itu gue takut banget gagal, bukan karena males ngulang melainkan karena ada beban ekonomi yang sedang melanda keluarga gue. Ini terjadi ketika tepat sebelum gue memasuki ruang sidang, saat itu yang ada dipikiran gue cuma "gimana kalo gue gagal ya?" pertanyaan itu terus berulang-ulang di dalem kepala gue. Sampai akhirnya gue berhenti berpikir sejenak dan menarik nafas dalam-dalam, dan bilang ke gue sendiri "Apapun yang terjadi, gue bakal terima, biarpun gagal gue bakal berusaha lebih keras, dan kalaupun lulus gue bakal bersyukur, yang penting sekarang gue fokus dengan penilitian yang udah gue buat ini selama hampir setahun, gue yakin bisa."
Sebelum masuk ruang sidang jantung gue berdetak kenceng banget kayak ngeliat polisi tilang di depan mata. Ketika gue masuk ke dalam ruang sidang setelah ngomong begitu ke gue sendiri, ada perasaan aneh, gue ga ngerasa apa apa, lah? gue bener-bener ngerasa biasa aja, detak jantung gue jadi normal, biasanya kalo gue lagi presentasi jantung gue itu kayak mau copot, tapi ini ngga. Gue udah mau menerima apa yang bakal jadi keputusan penguji. Jawaban-jawaban gue juga sebenernya agak kemana-mana, ga ada persiapan apapun, yang lain bawa fotokopian jurnal, ppt, buku-buku, gue cuma modal laptop minjem abang gue. Itulah yang bikin gue takut gagal.
Beberapa waktu lalu juga ada sebuah podcast dari om Dedy Corbuzier yang mengundang seorang syekh, yaitu syekh Ali Jaber. Di dalam podcast itu syekh Ali menceritakan sebuah kejadian yang menimpanya, yaitu ketika ia ditusuk oleh seseroang, om Dedy bertanya kalau tidak salah seperti ini, "syekh marah ngga sama si pelaku yang udah nusuk syekh sampai bersimbah darah?" lalu dijawab dengan tenang oleh syekh Ali, "ngga, saya terima saja, mungkin ini cobaan dari Allah. Malah yang marah itu jemaah saya, sampai pelaku dipukuli. Tapi saya coba untuk melerai mereka, karena melihat si pelaku saya kasihan." Om Dedy pun kaget mendengar jawaban itu dan berkata, "Oh! Malah dilerai!?" Om Dedy kemudian sedikit menggelengkan kepalanya.
Apa yang ada di podcast itu pun, semakin memperkuat pemikiran gue, dengan menerima segala keadaan akan membuat diri kita menjadi lebih tenang. Apapun hasilnya kita tidak perlu memikirkannya lebih dulu, sukses atau gagal adalah jawaban dari usaha kita. Memang berat rasanya menerima kegagalan, tapi itulah hasil dari upaya kita. Dan ketika ada sebuah kesalahan, kalau dari diri kita sendiri terima saja, dan ketika dari orang lain maafkanlah, walaupun untuk orang selain syekh Ali akan susah untuk memaafkan orang itu, toh kita manusia, tempatnya salah dan lupa. Tapi, kalau untuk beberapa kasus ya lebih baik dan tetap harus diserahkan ke pihak yang ahli dan berwenang.
Satu contoh lagi dari gue, ini kejadian beberapa hari lalu semenjak tulisan ini dipublish. Gue baru dapet magang di sebuah kawasan di Jakarta Barat yang banyak polisi lalu lintas, selama dua Minggu gue dianter jemput sama kakak gue, selama itu ga ada masalah. Akhirnya gue nyoba buat bawa motor sendiri, motor gue pajaknya udah mati. Gue sebenernya udah tau kalo misalnya gue kena tilang pasti tuh motor bakal diambil. Dan bener aja, gue kena tilang.
Deg degan mah ada, tapi karena gue tau apa yang bakal terjadi, ya gue bakal terima aja. Polisi itu bilang ke gue setelah nanyain surat surat berkendara "ini motor pajaknya mati loh, saya tarik ya?" Gue udah terima aja sebenernya tapi gue tanya ke polisinya "kalo ga ditarik gimana pak?" Terus dia bilang gue punya duit berapa? Gue bilang gue ga ada duit soalnya emang baru dapet magang. Entah apa yang merasuki polisi itu, dia ngelepas gue tapi gue harus bales dengan doa.
Gue terus berpikir, kalo misalnya gue ngelawan atau ngemis ngemis biar ga diambil tuh motor apa yang bakal terjadi ya?
Itu aja sih yang mau gue share di artikel ini. Semenjak kejadian di sidang itu bener-bener udah ngerubah pandangan hidup gue, ditambah dengan podcast om Dedy, gue jadi makin belajar tentang menerima sebuah kejadian dengan kesabaran dan keikhlasan.
Apa kalian juga punya kisah seperti ini? Silakan berbagi di kolom komentar
Comments
Post a Comment